
Dikutip detikINET dari BBC, Jumat (12/8/2016), lembaga pemerintah Competition and Markets Authority (CMA) memperingatkan lusinan selebritis di Inggris terkait aktivitas endorse mereka di media sosial. Yang jadi masalah, mereka sering tidak menyatakan sedang beriklan.
CMA juga memperingatkan pihak yang membayar mereka serta perusahaan bernama Social Chain yang jadi perantara. Namun CMA tidak menyebutkan siapa saja selebritis dan perusahaan yang tersandung masalah ini.
Investigasi dari CMA menemukan bahwa Social Chain mengatur sosok terkenal di media sosial untuk mempromosikan berbagai hal dari film, game sampai aplikasi, tanpa mendeklarasikan bahwa konten itu iklan. Konten dipajang di Instagram, Twitter dan YouTube.
CMA pun meminta sebanyak 43 selebritis dan 15 bisnis untuk menghentikan praktek semacam ini."Mengatur atau mempublikasikan iklan yang tidak secara jelas dilabeli sebagai iklan berpotensi melanggar hukum perlindungan konsumen," sebut CMA.
Belakangan memang praktek iklan yang memanfaatkan ketenaran sosok di media sosial makin umum saja. Sebab konsumen mulai tidak tertarik dengan metode periklanan konvensional, utamanya kalangan muda.
"Jadi, mereka mencari cara lain. Media sosial adalah tempat di mana anak muda yang berpengaruh berkumpul dan banyak bintang punya follower lebih banyak dibadingkan beberapa brand," sebut Peter Van Veen dari Transparency International UK.
Namun dia menyatakan iklan yang tidak dijelaskan akan berdampak buruk bagi industri marketing dalam jangka panjang. Sebab lama kelamaan kepercayaan konsumen akan terkikis atau mereka merasa ditipu.
"Tokoh di media sosial bisa memberi pengaruh penting bagi pendapat orang, khususnya anak muda. Maka ketika seseorang memutuskan akan membeli apa, mereka tak seharusnya disesatkan iklan di media sosial yang tampak seperti pendapat pribadi yang mengiklankannya," sebut Nisha Arora dari CMA.
No comments:
Post a Comment